1. Kulit kusam. Apabila Anda berhenti
merokok, Anda akan memerhatikan salah satu perubahan positif pertama: kulit
Anda akan terlihat lebih hidup dan lebih cerah. Para perawat mengatakan bahwa
mereka bisa membedakan perokok dan bukan perokok hanya dari kulitnya.
2. Batuk. Ketika Anda berjalan terlalu
cepat, pergi keluar saat cuaca sedang kurang baik, atau menghirup uap dari
shower air panas, mendadak Anda akan merasa seperti penderita TB. Itulah yang
terjadi ketika paru-paru Anda bereaksi terhadap iritasi yang berlebihan.
3. Indera penciuman dan perasa yang menurun. Perokok cenderung menjadi gemuk setelah berhenti merokok?
Ternyata ini bukan sekadar mitos. Penyebabnya adalah karena semua makanan
mendadak jadi terasa lezat karena Anda merasa lebih mampu mengecap
rasanya.
4. Jam tidur berantakan. Menurut National Sleep Foundation (www.sleepfoundation.org), perokok lebih sering mengalami masalah tidur daripada non-perokok. Nikotin adalah stimulannya yang akan mengacaukan pola tidur Anda yang normal. Merokok sebelum tidur membuat Anda makin sulit tertidur. Ketika perokok tidur, mereka mengalami gejala yang ditimbulkan oleh nikotin, yang juga menyebabkan masalah tidur.
4. Jam tidur berantakan. Menurut National Sleep Foundation (www.sleepfoundation.org), perokok lebih sering mengalami masalah tidur daripada non-perokok. Nikotin adalah stimulannya yang akan mengacaukan pola tidur Anda yang normal. Merokok sebelum tidur membuat Anda makin sulit tertidur. Ketika perokok tidur, mereka mengalami gejala yang ditimbulkan oleh nikotin, yang juga menyebabkan masalah tidur.
5. Gampang kena flu. Sampai sekarang
para peneliti tidak mampu menjelaskan mengapa perokok memiliki respons yang
berlebihan terhadap infeksi virus. Namun, dari berbagai penelitian terlihat
bahwa perokok lebih cenderung mengalami kematian saat terjadi epidemi
influenza, dan lebih mudah terkena chronic obstructive pulmonary disease (COPD,
penyakit paru-paru obstruktif kronis). Kekacauan sel kekebalan diperkirakan
sebagai penyebab perokok lebih mudah masuk angin, flu, dan pneumonia ketimbang
non-perokok.
6. Masalah perkawinan. Studi pada
tahun 1990-an yang dilakukan oleh Eric Doherty dan William J Doherty dari
University of Minnesota menemukan bahwa risiko perokok untuk bercerai meningkat
53 persen. Usia, ras, pendidikan, penghasilan, dan jender tidak memengaruhi
fenomena ini. Jika perokok muda cenderung memasuki masa dewasa dengan lebih
banyak masalah psikologis ketimbang non-perokok, perokok dewasa terlihat
memiliki tingkat depresi dan kegelisahan yang lebih tinggi. Mereka yang merokok
memiliki karakteristik dan pengalaman hidup yang bisa menyebabkan masalah dalam
hubungan.
7. Lesi prakanker. Dalam mulut perokok
akan tumbuh bercak bersisik warna putih yang sakit, yang bisa mengakibatkan
kanker mulut.
Berhenti merokok memang tidak
menyenangkan, tetapi mati akibat kanker paru-paru, atau melihat putra-putri
Anda terisak-isak di sisi tempat tidur Anda di rumah sakit tentu lebih
menyedihkan.
http://health.kompas.com/read/2010/11/22/14174282/7.Gejala.Tak.Terduga.yang.Diabaikan.Perokok
dan penyebab penyakit dari meroko :
- penyakit paru - paru
- dampak terhadap jantungpenyakit jantung koroner
- penyakit stroke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar